Postingan

Motivasi Berserah Diri

Gambar
Kala itu, Sabtu, 19 Februari 2011. Aku dan suamiku pergi berdua saja saat itu, si kecil tidak kami ajak dengan pertimbangan karena sudah jam 19:00 dan kami perlu bergerak cepat . Jadi kami pun langsung tancap gas naik motor. Cuaca sangat mendung disertai anging dingin. “Semoga ga ujan deres lah” , ucapku dalam hati. Kami tergesa-gesa menyusuri jalan menuju Stasiun Tugu Yogyakarta, dan tiba-tiba….. “Ssssssttt…. Ciiiiittt….!!!” Motor sedikit oleng beberapa saat , ternyata bannya bocor. Kami bergerak pelan ke pinggir jalan dan suamiku memeriksa kondisi ban. “Yah…. harus cari tukang tambal ban, Sayang” , kata suamiku sambil celingukan berharap ada tukang tambal ban yang tampak di sekitar tempat kami berada. Aku pun memicingkan mata , meneliti setiap sudut jalan, mencari dimana tukang tambal ban. Karena tidak juga menemukan tukang tambal ban di sekitar Tugu, kami berjalan sambil mendorong motor ke arah Jalan Mataram. Hujan mulai turun rintik-rintik. A khirnya tampak lapak tambal ban

Menyelami Dunia Kreatif Anak

Gambar
Anindhita, anak kedua kami memiliki karakter yang berkebalikan dengan kakaknya. Tentu hampir setiap keluarga yang memiliki anak lebih dari 1 mengalami hal ini. Bahwa setiap anak itu berbeda. Kreativitas kami sangat dipancing oleh Anin, karena dia sangat aktif dan memiliki mood yang naik turun. Beberapa mode belajar kami coba bersama. Keuntungan yang kami miliki adalah kebebasan dalam mencoba banyak hal karena kami adalah homeschooler. Sejak usia 2 tahun, aku mulai memaparkan banyak hal di depan matanya. Awalnya pasti kegiatan fisik yang dia bisa lakukan dan sekaligus yang bisa bareng sama kakaknya. Ada balet, baby gym, dan baby yoga. Di kesempatan lain dia ikut berkegiatan bersama kami sekeluarga dan belajar adaptasi. Anin sangat suka menari. Dan sejak 2 tahun itu tidak berhenti. Balet masih ditekuni hingga saat ini. Bahkan ketika pindah ke Jogja dari Jakarta, Anin 3.5 tahun itu meminta saya untuk mencarikan dimana tempat belajar balet. Setelah itu, di usia sekitar 7 tahun Anin mulai m

Sebuah Ketenangan Hidup

Gambar
  Tahun 2008 “Ke Surabaya!!??..” , sontak aku terkejut mendengar berita penempatan kerja dari suamiku. Tidak pernah terbayang dalam benakku bahwa kami akan berpisah setelah menikah, apalagi disaat kami tahu bahwa aku mengandung anak pertama kami.  Suamiku saat itu baru tiga bulan bekerja di sebuah perusahaan consumer good terkemuka di Indonesia, setelah berpindah kerja dua kali sebelumnya. Tidak ada tanda-tanda bahwa dalam waktu dekat dia akan dipindahkan ke Surabaya. Tapi sebagai karyawan baru, tentu saja tidak bisa menolak tanggung jawab tersebut walaupun sangat mendadak. Kami tak dapat berbuat banyak, hanya pasrah. Aku sendiri berusaha keras untuk menutupi perasaan takutku ketika melihat suamiku tampak bersemangat menjalani tanggung jawab barunya.  “He wants this?...”, batinku. Kembali terlintas dalam ingatan ketika kami berdebat tentang keinginan dia pindah kerja lagi. Walaupun aku paham dengan keinginan dia untuk menjadi kepala keluarga yang baik yang dapat mencukupi kebutuhan

Dua Guru Kecilku

Gambar
  Dua guru kecilku sudah bertumbuh. Dua guru kehidupan yang mengajarkanku untuk terus semangat menjadi pribadi yang lebih baik dari waktu ke waktu. Tahun 2022 lalu merupakan momen penting di timeline kehidupan mereka. Abimanyu menginjak usia 13tahun dengan cerita barunya menjadi seorang remaja. Tiba juga saatnya dimana Abi mengenal lebih banyak lagi sifat orang yang lebih nyata dialaminya secara langsung. Di masa ini, mulai muncul rasa baru yang menjadi bahan diskusi bersama aku dan papanya. Bersamaan dengan paparan dunia digital yang menjadi sumber belajar Abi sekaligus menjadi sumber pergolakan hormonnya. Anindhita menginjak usia 7tahun dengan keseruannya menjadi seorang gadis kecil. Dia mulai menyadari bahwa semakin banyak hal yang dia bisa lakukan secara mandiri. Anin mulai merasakan berbagai macam emosi dan gelombangnya yang menjadi tantangan besarnya. Semakin bisa diajak bekerja sama dan memahami situasi terutama yang mendadak berubah dan memerlukan gerak cepat untuk berganti aca

Perjalanan Sebuah Pernikahan

Gambar
Dalam kehidupan pernikahan, perbedaan pendapat pasti terjadi. Dan itu dialami setiap pasangan suami istri. Yang tadinya sendiri bebas, jadi berdua tapi satu atap. Dari yang bisa bertingkah sesukanya, jadi ada toleransi hidup bersama satu atap. Hal ini kami alami juga. Menjelang usia pernikahan kami 16tahun, Bulan Juli 2023 nanti, kami kadang mulai bisa menertawakan kekonyolan kami ketika berbeda pendapat saat itu. Padahal pas terjadinya, wuah.. berasa dunia hancur. Ya kan? Kami pun mulai mengambil poin-poin perjalanan pernikahan selama hampir 16tahun ini. Di usia 0-5 tahun pernikahan Perbedaan pendapat berujung dengan pertengkaran hebat, seputar: layout kamar seperti apa, lemari ditaruh dimana, baju kotor ditaruh di kasur, handuk basah tidak dijemur, kalo mau pergi bawa barang apa saja, mau makan dimana dan makan apa, antar jemput tidak sesuai kesepakatan, dan masih banyak lagi hal sepele yang bisa diselesaikan dengan simpel tapi malah jadi ribet. Mode saling menyalahkan masih sangat k

Milestone Piano Abimanyu

Gambar
Kami (aku dan suamiku, Aji) memperkenalkan musik ke Abi saat berusia 4 tahun. Awalnya, kami melihat Abi suka sekali bernyanyi dan bersenandung lalu suka pencet² keyboard yang ada di rumah. Kami paparkan les musik electone   di Yamaha yang memiliki program fun learning untuk anak usia dini. Di kelas, Abi diajak mengenal nada lalu bernyanyi dan bebas berekspresi. Ini yang aku suka. Heboh deh kalo melihat Abi menyanyikan nada² yang dikenalkan oleh gurunya sambil kesana-kemari. Tak terasa konsistensi Abi dalam belajar musik berjalan hingga saat ini. Walaupun medianya bergeser dan Abi punya anti-mainstream idea tentang nada² yang menjadi pembentuk sebuah lagu yang dia ingin buat. Pertengahan tahun 2022 Abi sudah mencapai level akhir kelas piano untuk -student programme- dan melanjutkan ke level awal -teacher programme- . Sebuah pencapaian Abi di tahun 2022 yang menurutku sangat di luar dugaan. Dan lebih mengagetkan lagi adalah menjelang level akhir, Abi memutuskan untuk mengambil jalur pian

Review Film: The Blind Side

Gambar
Masih tentang film, kali ini kami sekeluarga menonton film "The Blind Side". Film yang dibuat berdasarkan kisah nyata seorang pemain football  bernama Michael Oehr. Seorang warga Amerika berkulit hitam dengan latar belakang keluarga dan lingkungan yang sangat membuatnya trauma, Michael Oehr. Dia dibantu oleh seorang Ibu sesama warga Amerika berkulit putih dengan seluruh keluarganya yang akhirnya menjadi pemain football dengan karir yang sangat melesat. Diskusi di antara kami, bahkan Anin, terus mengalir selama menonton film ini, sambil mengusap air mata yang kadang menetes. Mengharukan dan sungguh memberikan inspirasi juga kehangatan di hati. Salut kepada Sang Ibu dan keluarganya yang membantu Michael dengan sepenuh hati. Salut kepada Sang Suami yang sangat memahami istrinya. Salut kepada anak² dalam keluarga ini yang dapat menerima keputusan² Sang Ibu dengan terbuka. Dan Salut kepada Michael yang mau bangkit dan menerima bantuan saat dia memang membutuhkan. Juga saat Michael