Museum Ullen Sentalu

Satu diantara beberapa kegiatan yang dadakan adalah kunjungan ke Museum Ullen Sentalu ini.
Waktu itu karena kami makan bersama di Blangkon, jadi sekalian saja bablas naik ke Kaliurang.
PapaAbi terlintas untuk mengunjungi museum ini, dengan didukung voting anggota keluarga xixi...


Konon.. [loh.. kayak dongen aja]
Museum Ullen Sentalu ini dikenal sebagai museum budaya Keraton Yogyakarta.
Banyak dikunjungi para Turis. Aku sendiri sebagai orang Jogja sama sekali belum pernah kesini [tutup mata].
Hayo yang orang Jogja ngakuu...

Museum ini berlokasi di daerah Pakem,
di Jalan Boyong Kaliurang, Sleman Yogyakarta.

Kalau kita datang dari arah selatan, yaitu Jalan Kaliurang, maka kita akan melewati Papan Petunjuk Museum Merapi, setelah itu lurus sampai ketemu Hotel [aku lupa namanya], kira-kira 500 meter ada Papan Petunjuk ke Museum Ullen Sentalu.


Kesan pertama kali... Hiiiyy...  kok kayak gimana gitu.. merinding juga..
Apa efek Pohon Beringin yang berakar-akar gitu ya?
tampak depan

tukang bayar tiket :)


Tiket masuk museum adalah Rp. 30,000 per orang [lokal ya.. international beda pastinya], anak diatas usia 2 tahun masuk hitungan.


Jam operasional museum adalah
Jam 9.00 - 14.30 wib.





Setelah membayar tiket, kami diminta untuk menunggu guide.
Masih bingung juga sih, harus pake guide ya?

Pikirku, kita nantinya cuma melihat-lihat apa yang ada disitu.
Kami menunggu beberapa saat sambil berfoto sebentar di pintu masuk museum.
Tak lama, seorang guide cantik memanggil kami untuk memasuki area museum sambil bercerita panjang x lebar tentang museum ini.




Ternyata, museum ini adalah milik pribadi, sifatnya museum keluarga yang sangat mencintain budaya Indonesia, khususnya Yogyakarta dan Solo. Kemungkinan [ini menurutku ding], keluarga ini ada hubungan dekat dengan para bangsawan keraton, sehingga bisa dengan mudah mendapatkan peninggalan-peninggalan budaya yang sangat bersejarah.
Namanya adalah Pak Haryono.



Sayang sekali didalam kami tidak boleh mengambil gambar ataupun video.
Tapi wajar ya, karena milik pribadi, dan bangunannya pun unik. Ditambah dengan koleksi disini adalah asli dari keraton Yogyakarta maupun Solo.

Sempat cari-cari fotonya untuk sharing ke pembaca blog ini, seperti apa suasana didalam.
Bisa dilihat disini, http://www.tourjogja.com/berita-122-museum-ullen-sentalu-javanese-culture-and-art-museum.html.

Guide menjelaskan di awal, arti nama Ullen Sentalu, tapi aku lupa deh.
Googling wikipedia mari....
Nama Ullen Sentalu adalah singkatan dari “ULating bLENcong SEjatiNe TAtaraning LUmaku” [bahasa jawa], artinya “Nyala lampu blencong merupakan petunjuk manusia dalam melangkah dan meniti kehidupan”.
Maknanya dalam ya... Filsafah ini diambil dari sebuah lampu minyak yang dipergunakan dalam pertunjukkan wayang kulit (blencong) yang merupakan cahaya yang selalu bergerak untuk mengarahkan dan menerangi perjalanan hidup kita.

Konstruksi museum ini dibuat sedemikian rupa seperti labirin dan bernuansa sangat jawa juga kental dengan aura mistis. Banyak kamar dan pencahayaannya remang-remang.

Penjelajahan awal, kami dibuat terkesima oleh lukisan yang sangat besar dan sangat hidup..
Tidak hanya satu.. beberapa lukisan memang berukuran sangat besar dan lagi-lagi.. sangat hidup..
Ada lukisan tarian kerajaan, permaisuri, Sultan dan keluarga, dll.
Berbagai alat musik jawa juga dipertontonkan, tampak rapi dan bersih.
Batik sebagai kain khas Yogyakarta juga dipajang dengan bagus dan indah.
Selain itu, koleksi relief-relief juga menghiasi beberapa ruangan museum.
Selebihnya, adalah silsilah keluarga keraton, keluarga besar, dan cerita para permaisuri.

Gaya hidup yang berdampingan dengan negara lain seperti Jepang, Belanda, Amerika sebenarnya sudah terjadi sejak dahulu. Pengaruh fashion dan pemikiran pun sudah tersebar di dalam lingkungan keraton. Hanya saja, terlintas dalam pikiranku... kenapa kita masih menganut sistem pendidikan yang menyamaratakan ya?

Kurang lebih 1 jam kami berkeliling bersama Guide cantik, akhrnya kami sampai di area foto.
Kamipun istirahat sebentar, duduk-duduk di ruangan yang tersedia sembari menunggu minuman rempah dengan resep rahasia. Minuman keraton katanya.. supaya awet muda..
Wow... mantab! hehehe..

Di area foto, ada sebuah relief budha yang menggambarkan [hmm... apa ya..]... intinya adalah seorang Raja yang baik didukung oleh Permaisuri yang setia, akan mencapai keagungan yang luar bisa .. [bener gak ya..].. Ah semoga nyerempet deh sama arti yang benar.. Maafkan ya kalo salah.. :p


Resto itu...

Di bagian belakang museum, ada restoran belanda yang memanggil-manggil untuk dicoba.
Sayang, waktunya kurang tepat.
Selain kami baru saja makan siang, ternyata resto nya tutup.
Ada juga galeri batik yang unik. Baguuuuss banget batiknyaaa.. [ngiler dah..]
Tapi itupun sudah mau tutup juga.
Jadilah kami memuaskan diri dengan berfoto ria di halaman belakang museum ini.



Halaman Belakang Museum














Lebih jelasnya bisa langsung ke website: www.ullensentalu.com
Museum ini sangat patut dimasukkan ke dalam daftar liburan kalian.

-Tuhan Memberkati-

Komentar

Postingan populer dari blog ini

BOOK: Day by Day with My Son

Motivasi Berserah Diri

Dua Guru Kecilku